Selama Ini Ketipu? Lemuria Itu Bukan Pulau Atau Benua!

 


 

Lemuria adalah sebuah tempat yang dikatakan sebagai asal peradaban manusia. Beberapa tetua suku dan biksu dari agama asli di Kepulauan Hawaii percaya bahwa semua orang Hawaii adalah keturunan bangsa Lemuria.

Mereka meyakini bahwa Kepulauan Hawaii awalnya adalah bagian dari Lemuria  atau Mu, sebuah benua besar di samudera Pasifik yang mengalami bencana  alam yang mengerikan dan tenggelam di bawah air.

Ini ada kaitannya dengan ras alien Pleiadean karena merekalah yang dianggap sebagai penghuni asli Lemuria.

Tradisi lisan orang-orang Hawaii mengatakan bahwa Lemuria menghilang ke laut. Akan tetapi beberapa ahli teori astronot kuno mengusulkan kemungkinan lain yang mengejutkan. Salah satunya datang dari Giorgio A Tsoukalos. Menurut Giorgio, Lemuria bukanlah daratan, melainkan sebuah pesawat induk yang mendarat di atas permukaan laut dan bisa berpindah-pindah posisi dengan mesinnya sendiri. Menurut ceritanya, setelah Lemurian menyelesaikan tugasnya di bumi, mereka Kembali ke planet asal mereka di gugusan Pleiades.’ Kalau begitu,ini berarti telah terjadi kesalahfahaman teknologi, mungkinkah itu Lemuria kuno?’ tambahnya.

Lemuria, seperti yang biasa digambarkan oleh penduduk asli Hawaii adalah sebuah tempat yang berteknologi tinggi yang tidak terbuat dari tanah dan batu, melainkan terbuat dari logam. Lantas, Mungkinkah itu merupakan pesawat induk super besar dari luar angkasa yang turun dari langit membawa awak ras alien Pleiadean?. Ahli teori astronot kuno mengatakan hal itu benar dan menambahkan bahwa bukti lebih lanjut bisa ditemukan tertanam di dalam DNA manusia. Diantaranya apa yang terjadi di daerah gunung Kailash, Tibet Barat. Umat Hindu, Buddha Jain dan keyakinan Bon meyakini tempat ini sebagai tempat tinggal duniawi dari dewa-dewi mereka.

Banyak peziarah yang melakukan pendakian ke puncak berhenti di gua Saptarishi di sisi selatan gunung. Di sana mereka memberi penghormatan kepada 7 orang bijak penolong ilahi umat manusia. Menurut professor Deepak Shimkhada, Ph.D dari Claremont School of Theology, saptarishi turun ke bumi untuk melatih, menyebarkan pengetahuan mereka kepada manusia. Dan setelah mereka menyelesaikan pekerjaan mereka, kembalilah mereka ke langit dan menuju surga bersama para ras Pleiadean yang merupakan istri-istri mereka.

Saptarishi terkait dengan system bintang Pleiades. Saat ini banyak orang India, Tibet dan Nepal mengklaim bahwa mereka  dapat melacak garis keturunan genetic mereka kepada Saptarishi – makhluk luar angkasa yang terkait dengan ras alien Pleiadean.

Ahli teori astronot kuno berpendapat bahwa penemuan ilmiah baru yang menarik dapat membantu membuktikan kebenaran kisah-kisah ini. Mereka menunjuk secara khusus kepada orang-orang asli pegunungan di kawasan itu yang disebut Sherpa.



‘Sherpa terkenal di dunia karena mampu bertahan di ketinggian yang sangat tinggi dan hal ini bukan karena kebetulan. Para peneliti menemukan bahwa Sherpa membawa gen tertentu yang memungkinkan mereka bisa bertahan hidup di lingkungan yang kekurangan oksigen, kata penulis Earth Grids, Hugh Newman.’ Jika kita berada di atas sana , kita mungkin akan sakit parah atau bahkan mati, tambahnya.’

Para ahli genetika telah mengidentifikasi gen “Super Atlet”  di dalam DNA orang Sherpa  yang mengatur oksigen dalam tubuh lebih efisien jauh dibanding populasi manusia lainnya. Pada bulan Juli 2014, para ahli genetika menemukan dari mana asal bakat unik ini, ternyata diturunkan oleh garis keturunan kuno yang misterius dari zaman pra-manusia. 


Komentar