Belut Digunakan untuk Membayar Sewa di Abad Pertengahan

 


Sistem barter atau tukar barang memang sudah berlaku sekitar abad ke-5 hingga abad ke-15, di mana saat itu koin masih tidak sebanyak zaman sekarang hingga mengharuskan transaksi dengan cara barter.

Siapa yang menyangka jika ada satu bentuk pembayaran unik yang menonjol pada masa itu dan mungkin akan dianggap aneh oleh masyarakat zaman sekarang.

Pada akhir abad ke-11, belut secara populer digunakan sebagai alat pembayaran dengan catatan lebih dari 540 ribu transaksi pembayaran menggunakan belut.

 

Sebelum mata uang dikenal sebagai alat tukar, orang-orang di Inggris abad pertengahan biasa membayar sewa mereka menggunakan berbagai barang sehari-hari. Di antaranya adalah belut.

 

Tak banyak yang sadar bahwa belut sangat penting untuk ekosistem yang sehat. Mereka juga sangat rapuh karena pola migrasi dan reproduksinya yang rumit, yang tetap menjadi misteri hingga saat ini. Penelitian modern berpendapat bahwa belut Eropa mungkin memulai hidup mereka di Laut Saragasso, setelah itu larva mereka bermigrasi ke Eropa untuk memasuki muara dan bermigrasi ke hulu. Setelah dewasa secara seksual, mereka kemudian bermigrasi kembali ke laut untuk bertelur.

 


Selama Abad Pertengahan, belut ditemukan berlimpah di seluruh Inggris, hidup di lautan, sungai, dan rawa-rawa. Meskipun belut yang bermigrasi sekarang menjadi spesies yang terancam punah, karena penangkapan ikan yang berlebihan, industrialisasi, dan polusi.

 





Belut adalah komoditas berharga di Inggris abad pertengahan, dikonsumsi dalam jumlah sangat banyak mulai dari pai belut hingga puding belut.

Beberapa laporan bahkan menjelaskan trik yang digunakan dalam perdagangan kuda, dimana belut hidup digunakan untuk membangunkan kuda yang lebih tua dengan memberikan rangsangan anal!




Dalam praktiknya, masyarakat Inggris pada saat itu tidak menggunakan belut hidup atau belut mati yang masih mentah melainkan belut yang diawetkan sehingga lebih mudah diangkut dan disimpan.



Belut juga digunakan sebagai mata uang. Ditangkap di musim gugur saat mereka bermigrasi kembali ke laut, kemudian diasinkan, diasap, atau dikeringkan, ikan mirip ular ini bisa bertahan selama berbulan-bulan.


Caranya dengan menusukkan belut pada semacam tongkat, dan dililitkan seperti sate, karena isa membuat belut lebih mudah diangkut dan digunakan sebagai alat pembayaran.

 


Biasanya akan ada hingga 25 ekor belut dalam satu tongkat yang disebut stik. Sedangkan sebutan untuk 10 ekor belut dalam satu tongkat disebut dengan bind.

Ditugaskan oleh Raja Inggris William I pada tahun 1086 untuk menilai aset rakyatnya, sebuah survey Doomsday memberikan bukti penggunaan belut sebagai mata uang. Dalam Proyek Penyewaan Belut, Greenlee memberikan beberapa contoh, termasuk biksu di Huntingdonshire yang menukar 4.000 belut dengan akses ke tambang batu kapur. Di Lincolnshire, satu desa membayar sewa Earl Hugh of Chester 75.000 belut per tahun.

 

Perlu diingat bahwa banyak tuan tanah adalah biara, pada waktu Prapaskah, masa puasa dan pantangan 40 hari umat Kristen, sedang mencapai puncaknya. Daging dan keinginan duniawi dilarang, membuat belut, diyakini dapat menjadi suplemen makanan yang sempurna dalam permintaan populer setiap musim semi.

 


Penggunaan sewa belut menurun dari waktu ke waktu, tetapi terus berlanjut hingga abad ke-15 dan seterusnya. Sisa-sisa popularitas mereka masih tersisa. Menurut Greenlee, sewa belut abad pertengahan sangat penting di beberapa keluarga, sehingga belut ditampilkan di lambang keluarga mereka!




Komentar